Sabtu, 11 April 2009

Hikayat si Ndut.

Alkisah di sebuah negeri tempe, hiduplah seorang anak perempuan, berkulit sawo matang, berambut lebat seperti singa jantan, mempunyai kelebihan; yaitu berat badan. bernama F**L* atau kita sebut saja si Ndut. Si Ndut ini merupakan anak yang aneh. Terlalu banyak anomali dalam dirinya, karena sifatnya yang sering berubah-ubah tak tentu. Terkadang baik, terkadang nyeremin. Kadang membuat orang tertawa, kadang membuat orang menangis. Yah, pokoknya begitulah. Intinya, jangan dekat-dekat dengan si Ndut ini, atau kalian sendiri yang akan merasakan akibatnya. Mwuahahaa!!

Oke, cerita pun terus berlanjut. Dan alhamdulillah si Ndut ini dapat bertahan hidup sampai jenjang High School alias SMA. Dia pun masih tumbuh menjadi anak yang berkepribadian ganda. Akan tetapi keanehan mulai muncul saat ia beranjak kelas 2. Mendadak, banyak temannya yang memberikan amanah padanya. Sebenernya gak banyak-banyak amat siih. Tapi ya... mungkin emang amanahnya itu banyak aja kali yak? *ditabok pembaca karena geje*

Oke, oke, maaf telah meracau. Deskripsi instable. Akhirnya dengan pasrah si Ndut pun menerima kedua amanah yang berasal dari satu eskul tersebut, walaupun awalnya ia merasa kaget, dan muncul pertanyaan di benaknya, 'kenapa orang seimbisilaneh saya ini bisa mendapat kepercayaan seperti itu?". Akan tetapi akhirnya ia pun makin pasrah dan menerima keadaan, hingga perjuangan menjalankan amanah itu pun dimulai.

Awalnya, proses penjalanan amanah tersebut sepertinya berjalan baik. Intinya, ia tidak terlalu stress dengan amanah yang telah diberikan tersebut. Akan tetapi tiba-tiba, semua itu berubah [backsound: eng-ing-eeng] saat si Ndut mulai iseng dan mencoba peruntungan dalam bidang kimia. Ia pun ikut tes yang bernama 'Olimpiade Kimia' di sekolahnya. Kemudian dengan tampang tengil karena datang ngaret 35 menit dari waktu tes, ia pun mengerjakan soal dengan selow. Selow walaupun soalnya sama sekali gak nyelow. Walhasil cuma 15% soal keisi dengan 10%-nya adalah racauan.

Oke, oke, oke. Kehidupan terus berlanjut. Si Ndut pun masih terus menjalankan amanah wajibnya sebagai pelajar yaitu mengerjakan tugas sambil mengemban amanah eskulnya (menjadi koor kuadrat). Akan tetapi kestabilan dari ketiga atom yang bernama amanah itu pun terganggu ketika salah satu ikatana rangkap membuka sehinnga si atom mengikat atom sejenis lain. Ingat, bahwa atom amanah punya tangan empat, karena elektron valensinya 4.

Stop all these chemi-things, Ndut.

Intinya, si amanah pun bertambah, ketika ada berita bahwa ia lulus seleksi olimpiade tersebut. Ia tak tahu harus senang atau sedih, karena hatinya pun bergumul perasaan antara malas dan rajin. Akan tetapi dirinya pun mencoba untuk nyelow, hingga pada saat...

[beksound: jreeeng!]

...seluruh kalender dunia dibalik ke angka 4. Yap, bulan April. Dimana bulan yang penuh dengan tugas bejibun, ulangan bejibun, serta pelaksanaan amanah koor kuadrat itu sedang gress dilakasanakan. Dan berita buruknya, seleksi olimpiade tingkat kota pun dimulai bulan April, sehingga banyak dilaksanankan pelatihan-pelatihan (baca: pembakaran otak) yang dilaksanakan di gedung FAPET, bagian FMIPA-IPB. Dispen pun gencar dilakukan, membuat hutang tugas plus ulangan makin menumpuk. Belum lagi dengan amanah koor kuadrat yang belum difungsikan dengan baik. Ah, rasanya si Ndut ini ingin mati suri saja untuk beberapa bulan.

Dan hingga sekarang...keadaan pun masih terus berlanjut. Dan bodohnya lagi, si Ndut ini bukannya belajar dan mengerjakan hal yang tidak penting. Contohnya seperti meng-update blognya yang sudah mulai membusuk dan akan terurai oleh detritivor.

Jadi intinya... bagaimana kisah kelanjutan si Ndut ini? Apakah dia akan mengemban amanahnya dengan baik?? Well--kita lihat saja. {dalam hati: doakan saya ya!)

Salam gelow.